w e l k o m

ini adalah blog spesial yang diramu khusus untuk menjernihkan pikiran, mengencangkan senyuman, sedikit mengernyitkan dahi. Intinya blog ini akan mengajak pikiran juga hati bekerja sedikit banyak bagi makhluk apapun yang berkenan mampir dengan gratis disini...

Senin, 06 Juni 2011

Kehidupan

Beberapa waktu yang lalu, di sebuah perjalanan ke kampus, dengan begitu santainya tanpa berpikir kalau kawasan Soekarno Hatta bakalan macet karena seperti biasa banyak pak pol yang ngatur jalur ke arah kampus.
Waktu mulai masuk pintu gerbang dan seperti biasa nunjukin ID Card kalau aku adalah warga setempat, aku masih jalan santai, mobil cuman aku pasang gigi 2... lumayan lah masuk area kampus bisa agak santai.
Persis depan rektorat, otomatis mataku tertegun melihat satu pemandangan yang buat hati ini trenyuh, ada seorang bapak dengan wajah dan tubuh yang tidak lagi seperti bapak-bapak kebanyakan--maklum keliatannya umurnya hampir 55 tahun keatas...
Pandangannya lurus ke depan, menanti mobil sepeda bahkan siapapun yang hendak lewat, ia seperti menunggu waktu untuk menyeberang, sambil di tangannya menggenggam setumpuk koran yang hendak dijualnya di kompleks kampus...
Satu hal yang terpikir sesaat olehku adalah..*bapak itu sudah makan belum ya, terus kemana ya anaknya, bahkan aku sempat berpikir...seharusnya usia sepertinya tak lagi bekerja, harusnya jam segini dia bisa menikmati secangkir kopi dan pisang goreng duduk di teras rumahnya atau mungkin berbvincang dengan kerabatnya dengan santai...
Bapak itu cukup rapi, dengan sepatu ketz, topi bulat, kerutan di wajahnya cukup jelas dan dengan kaos putih berompi, bapak itu seperti sudah terbiasa melakukan aktivitasnya yang jelas membutuhkan perjuangan dan kerja kerasnya di hari itu, demi sesuap nasi.
Hal yang membuatku kembali berpikir setelah aku memarkirkan mobilku di halaman gedung di mana aku biasa mengajar adalah betapa bersyukurnya kehidupanku, aku masih bisa melakukan banyak hal, dan rasanya tidak pantas bagiku, atau bahkan siapapun yang mengeluhkan hidupnya.
Rasanya adalah akan menjadi bahagia jika kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang sekitar kita, mungkin bapak itu berpikir demikian, dengan ia menjual koran selain ia mendapat uang, ia juga bisa memberikan informasi secara tidak langsung ke orang lain melalui koran-koran yang ia jual.
Perjalanan bapak ini tak lagi disini, saat aku hendak makan siang bersama teman-temanku, aku melihat bapak itu berjalan begitu jauh sekali, rasanya pasti capek--itulah pikiran sesaatku.
Aku berpikir berapa koran yang sudah laku terjual ya hari ini, bapak itu sudah makan belum ya. Untuk kalian yang mungkin mampir dan membaca blog ku, kisah bapak penjual koran ini hanya satu dari berapa orang yang kutemui di setiap perjalananku , ada hari juga dimana aku bertemu dengan bapak pengangkut sampah, sangat tua renta, dan pakaiannya lebih memprihatinkan dari bapak-bapak yang lain yang biasa kutemui di jalan.
Semua kisah dan semua hal yang terjadi di dunia ini, pasti memiliki hikmah di baliknya, satu hal yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menghargai apa yang kita miliki dan tetap bersyukur, dan selalu mengingat bahwa di luar sana cukup banyak yang lebih rumit dan memprihatinkan dari apa yang kita rasakan, jadi berhenti mengeluh. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan karna Tuhan selalu bersama umatNya yang slalu bersyukur dan tidak putus asa dalam menjalani hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar